Renungan oleh: kang PUTRA
Bacaan : Yohanes 16:12-16
Anak saya berumur 2 tahun 9 bulan, sedang senang-senangnya belajar naik sepeda roda empat. Setiap sore ia meminta naik sepeda di jalanan di depan rumah. Pada saat ia belajar naik sepeda, salah satu dari kami (orang tua) pasti menyertai untuk mengawasi dan mengarahkan ketika dia sudah tidak lagi di tepi. Pada suatu sore, ketika anak kami bersepeda bersama-sama anak-anak sebayanya, tiba-tiba ia membelokan stang sepedanya. Pada saat itu saya sudah memberikan arahan untuk berhenti dulu, tetapi ia malah mengayuh pedal sepeda semakin kencang. Maka keluarlah ia dari jalanan yang dicor agak tinggi dari tanah, dan jatuh. Hasilnya adalah luka pada tubuh, bagian sepeda yang rusak, dll.
Manusia hidup di dunia menghadapi berbagai persoalan dan kesulitan hidup yang menuntut kebijaksanaan dalam menghadapinya. Ada persoalan tentang pekerjaan, pendidikan anak-anak, perekonomian, hubungan dengan sesama, utang-piutang, dan lain sebagainya yang masing-masing disertai dengan kesulitan-kesulitan tersendiri. Tidak sedikit kehidupan dan perilaku orang Kristen yang menyebut diri orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dalam menghadapi persoalan dan kesulitan, seringkali seperti anak saya yang berumur 2 tahun 9 bulan tersebut. Karena sekalipun Tuhan Yesus sudah memberikan Roh Kebenaran yang akan selalu menuntun dalam kebenaran namun seringkali ia menjalani hidup dengan tidak menuruti apa yang ditunjukkan oleh Roh Kebenaran tersebut. Apa dampaknya? Terjatuhlah orang tersebut, rusaklah kehidupannya, dll. Bukankah Tuhan Yesus pernah bersabda dalam Yohanes 16:13a; “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;” Apabila kita cermati kalimat yang diucapkan oleh Tuhan Yesus adalah Roh yang datang itu adalah Roh Kebenaran. Apa tugas Roh Kebenaran? Tugasnya adalah memimpin orang percaya ke dalam seluruh kebenaran. Kata ke dalam memberikan pengertian menuju ke suatu tempat atau tepatnya memasuki suatu tempat yang isi keseluruhannya adalah kebenaran. Kalau dikatakan disini bahwa keseluruhan isi tempat tersebut adalah kebenaran itu berarti di tempat tidak ada yang salah. Sama sekali tidak ada yang salah, alias semuanya benar. Bukankah itu tempat yang selalu dirindukan dan dicita-citakan oleh seluruh manusia? Alangkah indahnya tempat yang isinya hanya kebenaran tersebut. Pasti disana hanya ada damai sejahtera karena tidak ada yang dihukum. Bukankah kita (umat manusia) memahami lawan benar adalah salah; padahal salah pasti dihukum, dsb. Jadi pekerjaan Roh Kebenaran itu adalah memimpin orang percaya untuk memasuki suatu tempat yang berisi kebenaran.
Ngomong-ngomong tentang memimpin, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memberikan pengertian membimbing, menuntun, mengarahkan, dan menunjukkan. Jadi dalam hal ini tugas Roh Kebenaran adalah membimbing, menuntun, mengarahkan dan menunjukkan jalan menuju atau memasuki kebenaran. Atau kalau kita mengambil ajaran KH Dewantara memimpin berpengertian: Hing ngarsa Sung tuladha (ketika didepan Roh Kebenaran memberikan teladan tentang bagaimana cara memasuki area kebenaran), Hing madya mangun karsa (ketika di tengah Roh Kebenaran membangun kehendak untuk memasuki area kebenaran), serta Tutwuri handayani (ketika di belakang Roh Kebenaran memberikan kekuatan untuk masuk pada area kebenaran). Namun untuk memasuki area kebenaran tersebut semua tetap berpulang pada orang yang dipimpin oleh Roh Kebenaran itu sendiri. Karena tugas Roh Kebenaran bukanlah untuk menguasai orang percaya kemudian memasukannya atau memaksanya untuk masuk pada area kebenaran.
Jadi jikalau seumpama suatu saat orang yang dipimpin oleh Roh Kebenaran itu terjatuh, terluka bahkan rusak, ya jangan salahkan Roh Kebenaran yang memimpin. Mungkin orang tersebut perlu bertanya kepada diri sendiri; apakah aku mengikuti arahan, bimbingan, dan petunjuk Roh Kebenaran itu? Karena ketika orang percaya mau mengikuti arahan, bimbingan dan petunjuk dari Roh Keberan itu, janji Tuhan Yesus pasti memasuki area kebenaran yang keseluruhan isinya keberanaran tadi. Bahkan sebenarnya ketika orang percaya terjatuh, terluka dan rusak pun sebenarnya Roh Keberanan masih berkenan meimpin dengan cara membimbing, mengarahkan dan menunjukkan jalan yang memasuki area kebenaran. Ketika orang percaya jatuh, terluka dan rusak, sebenarnya belum mati atau masih ada kesempatan untuk mengikuti Roh Kebenaran yang masih berkenan memimpin dengan cara Hing ngarsa Sung tuladha, Hing madya mangun karsa, dan Tutwuri handayani (didepan memberi teladan, ditengah membangun kehendak dan dibelakang member kekuatan) untuk tetap memasuki area kebenaran. Karena Roh Kebenaran itu sudah bekerja, masih bekerja dan selalu bekerja.
Roh Kebenaran tidak akan pernah berhenti bekerja.
Satu lagi; Roh Kebenaran tetaplah Roh Kebenaran yang tidak akan pernah berubah menjadi roh salah (kesalahan), sebab sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar