kwd wilbar 3 juli 2010

kwd wilbar 3 juli 2010
photo album

Selasa, 25 Mei 2010

“JANGAN UCAPKAN TERIMA KASIHMU TETAPI WUJUDKAN UNGKAPAN TERIMA KASIHMU”

Oleh: kang PUTRA

Bacaan Kitab Suci  : Lukas 8:26-39  Nas: (ayat 39a)

 Sebagai orang tua seringkali kita menyaksikan bahkan melakukan pengajaran bagi anak-anak kita tentang ungkapan terima kasih. Sekalipun sadar ataupun tidak, mungkin pengajaran kita keliru karena yang kita ajarkan bukan mengungkapkan terima kasih tetapi hanya sekedar mengucapkan terima kasih. Ketika anak kita menerima pemberian sesuatu dari orang lain (baik dari orang tua, saudara ataupun teman), kita mengajarkan agar anak kita mengucapkan terima kasih kepada si pemberi. Dalam hal ini perlu dibedakan antara ungkapan dan ucapan terima kasih. Ucapan terima kasih hanya dinyatakan melalui mulut (tutur kata), tetapi ungkapan terima kasih tidak hanya dinyatakan melalui mulut (tutur kata) tetapi juga sikap, perilaku, cara hidup, dlsb. Sebenarnya Tuhan Yesus juga sedang mengajar kita tentang mengungkapan (bukan mengucapkan) terima kasih melalui bacaan Lukas 8:26-39, khususnya ayat 39. Tuhan Yesus mengajarkan agar kita mengungkapan terima kasih melalui kesaksian kita. Kita ingat bahwa sebagai orang Percaya (orang Kristen) mempunyai tugas bersaksi dan memelihara Keselamatan. 

Menurut bapak-bapak, ibu-ibu  dan sudara-saudara jemaat Tuhan; mengungkapkan terima kasih itu sesuatu yang mudah atau sulit? Mengucapkan terima kasih mungkin mudah tetapi mengungkapkan terima kasih bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Bacaan kita menceritakan tentang orang gila (karena kerasukan setan) di Gerasa yang  dibebaskan dari kuasa setan (Legion). Apa yang dilakukan oleh orang yang sudah dibebaskan dari kuasa Legion (setan)? Apakah orang itu sudah mengucapkan terima kasih? Jawabnya: sudah! Hal itu nyata dalam ayat 35 yang mengatakan; “Dan keluarlah orang-orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan mereka menjumpai orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka.” Bisa dibayangkan apa yang dilakukan oleh orang gila (kerasukan setan) yang diwaraskan ketika duduk di kaki Yesus, setidaknya mengucapkan terima kasih.

Tetapi apakah ucapan terima kasih saja sudah cukup? Ternyata tidak. Karena jika hanya ucapan terima kasih, biasanya pakai rasa tetapi tanpa perasaan. Kita bisa memperhatikan ulah pengemis atau pengamen yang datang ke rumah kita dan kita beri sesuatu sesuai dengan harapan mereka. Seringkali karena ada rasa (merasakan) kalau diberi, kemudian pulang dengan ucapan terima kasih, tetapi besok-besok mbaleni (mengulangi) untuk meminta atau mengamen lagi. Tuhan Yesus dalam bacaan kita tidak mengharapkan  ucapan terima kasih tetapi ungkapan terima kasih. Hal tersebut nyata bahwa ketika orang kerasukan setan yang diwaraskan meminta agar menyertainya (ayat 38), Dia memberikan jawaban: “Pulanglah ke rumahmu dan ceritakanlah segala sesuatu yang diperbuat Allah atasmu” (ayat 39a). Itu artinya orang tersebut diperintahkah untuk mengungkapkan terima kasih melalui perbuatan, sikap, cara hidup, dlsb. Pada akhirnya adalah sesuatu yang baik yang dilakukan oleh orang yang sudah diwaraskan dari kerasukan setan, karena ketika Tuhan Yesus memerintahkan untuk pulang dan menceritakan yang diperbuat Allah, orang tersebut melaksanakannya dengan tanpa banyak alasan (ayat 39b).

Selamat mewujudkan ungkapan terima kasih dalam hidup.

Amin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar